Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Mempengaruhi Fluktuasi Devisa Negara
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan wilayah maritim yang sangat luas, keindahan laut yang membentang nuansa biru begitu eksotis terlihat sangat indah dan menakjubkan. Beberapa diantaranya memiliki pantai pasir putih yang berkilau dan tak diragukan lagi keindahannya.
Rentetan pegunungan hijau menghampar terlihat menawan dan terasa menyejukkan. Keberagaman flora dan fauna juga tak kalah unik dan menarik untuk dieksplor.
Selanjutnya, hal yang menjadi daya tarik paling berbeda dan unik dari negara lain adalah kekayaan adat istiadat dan budaya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia yang masih terjaga kelestariannya hingga zaman modern ini.
Tentunya, kekayaan alam, pegunungan, bahari, dan adat istiadat yang dimiliki Indonesia memperkaya potensi pariwisata Indonesia yang tak diragukan lagi pesonanya. Sehingga, potensi wisata Indonesia tak akan ada habisnya untuk dijelajahi.
Dilansir dari dephub.go.id, pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi andalan karena merupakan sumber devisa bagi Indonesia yang terkenal akan keberagaman budaya dan keindahan alam. Pernyataan ini mendukung fakta-fakta yang telah dipaparkan di atas. Kekayaan Sumber Daya Alam dan Kebudayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan peluang besar untuk pengembangan sektor industri pariwisata karena menjadi sumber pemasukan yang menduduki posisi strategis dalam peningkatan devisa negara (Pratiwi & Juhana, 2023).
Dijelaskan pula bahwa destinasi pariwisata berada pada urutan nomor empat setelah minyak, batu bara, dan kelapa sawit (kominfo.go.id). Oleh karena itu, menyadari pesona keindahan alam dan keragaman adat istiada menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara, potensi ini perlu dikelola lebih serius oleh dinas pariwisata dan kebudayaan, seperti pembangunan infrastruktur dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
Adanya pengelolaan yang baik dari pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kualitas manajemen pariwisata. Sedangkan bagi masyarakat sekitar obyek wisata mempunyai pengaruh positif berupa adanya perluasan kesempatan kerja seperti penyediaan sewa transportasi
penginapan, makanan, jasa pemandu wisata, dan lain sebagainya. Inilah yang membuat para pelaku wisata, seperti travel agent, restorant dan foodstall owner, tour guide, dan hotel agency berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang vital dalam dunia pariwisata karena apabila perdagangan dunia pariwisata berjalan dengan baik, maka investasi negara juga dapat berjalan dengan baik.
Data yang dihimpun dari katadata.co.id, empat bandara yang menjadi gerbang arus masuk wisatawan mancanegara adalah Bandara Soekarno Hatta Jakarta, I Ngurah Rai Bali, Hang Nadim Batam dan Raja haji Fisabilillah Tanjung Pinang. Ini menandakan destinasi wisata utama para wisatawan mancanegara berada di sekitaran empat wilayah ini.
Lalu apa kabarnya dengan jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi destinasi pariwisata Indonesia di wilayah lain misalkan di daerah Sulawesi Selatan pasca pandemi covid 19?
Apakah jumlah kunjungan tersebut memperngaruhi fluktuasi devisa negara?
Menjawab hal ini, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bulukumba, Drs. H. Muhammad daud Kahal, M.Si, dan kepala bidang tata kelola dan pemberdayaan masyarakat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Toraja Utara, Yanto Maluka, SE, menjelaskan bahwa jumlah wisatawan mancanegara pasca covid 19 semakin menurun dan hingga saat ini belum terjadi penambahan yang signifikan. Padahal, dua daerah ini sangat terkenal dengan berbagai objek pariwisata alam, bahari, dan budaya, misalkan pantai Tanjung Bira di Kab. Bulukumba dan Kuburan Londa di Kab. Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Dilaporakan, jumlah wisatawan Kab. Toraja Utara pada tahun 2020 sejumlah 730, 2021 sejumlah 179, dan di 2022 terjadi pelonjakan sebesar 3.987.
Akan tetapi, jumlah wisatawan di tahun 2022 ini masih sangat terjun bebas dari jumlah wisatawan sebelum covid yaitu, 32.272 orang. Sedangkan, data jumlah wisatawan di kab. Bulukumba tahun 2020 berjumlah 293, 2021 sejumlah 57, dan terjadi pelonjakan di tahun 2022 sebesar 744. Namun, sama halnya dengan kab. Toraja Utara, jumlah kunjungan wisatawan saat pandemi dan pasca pandemi covid 19 terjadi penurunan drastis, yaitu tercatat sebesar 3.557 di tahun 2019 (Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Bulukumba dan Kab. Toraja Utara).
Kondisi di atas tentunya berdampak pada terjungkalnya pemasukan negara melalui sektor pariwisata.
Dalam wawancara yang dilakukan kepada kepala Dinas Pariwisata Bulukumba dan Kepala Bidang Tata Kelola dan Pemberdayaan Masyarakat Kab. Toraja Utara, pemerintah telah melakukan perbaikan sarana, prasarana, dan infrastruktur pariwsata di daerahnya pasca pandemi covid 19, namun hingga saat ini jumlah kunjungan wisatawan, khususnya mancanegara masih belum mengalami lonjakan yang signifikan paling tidak 50% dari jumlah kunjungan sebelum pandemi covid 19. Tentunya hal ini berakibat pada menurunnya devisa
Penulis:
Referensi:
Lukytta Gusti Acfira, S.E., M.Ak (Periklanan, Politeknik Negeri Media Kreatif)
Dr. Widya Rizky Pratiwi, S.Pd., MM (FKIP, Universitas Terbuka)
Dr. Juhana, M.Pd (FKIP, Universtas Terbuka)
https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/5640/Saatnya+Kembangkan+Potensi+Pariwisata+Indonesia/0/infografis
https://www.liputan6.com/hot/read/4073421/potensi-wisata-alam-indonesia-yang-mendunia-penuh-keanekaragaman
https://www.suaralidik.com/google-translation-menjembatani-komunikasi-wisatawan-mancanegara-dengan-masyarakat-lokal-penyedia-jasa-di-daerah-pariwisata-indonesia/
Data kunjungan dinas pariwisata Kab. Bulukumba dan Toraja Utara