banner pemprove sulsel
banner pemkot makassar 2024
iklan PDAM Pemkot Makassar

Jejak Transformasi Kurikulum di Indonesia : Membangun Sistem Pendidikan yang Responsif dari Waktu ke Waktu

waktu baca 5 menit
Widya Rizky Pratiwi Dosen Magister Pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Pascasarjana Universitas Terbuka

Pendidikan di Indonesia tidak hanya mencerminkan proses transfer pengetahuan, tetapi juga sebuah perjalanan evolusi yang melibatkan perubahan signifikan dalam kurikulum sepanjang masa. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga masa kini, pemerintah Indonesia telah berupaya keras untuk membangun sistem pendidikan yang dapat merespons kebutuhan masyarakat dan mengikuti perkembangan global. Fokus pada landasan pendidikan ini terletak pada kurikulum, sebuah elemen krusial yang menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan.

Kurikulum menjadi pusat dari seluruh sistem pendidikan, bukan sekadar kumpulan mata pelajaran. Ia mencerminkan visi dan misi suatu negara dalam membentuk generasi yang terdidik dan tangguh. Kurikulum juga berfungsi sebagai jembatan untuk mengintegrasikan nilai-nilai lokal dengan kebutuhan global, menciptakan lulusan yang mampu bersaing di panggung internasional.

Baca Juga : Menyusuri Memoar 2023 dan Menorehkan Lembaran Baru di Tahun 2024 – Widya Rizky Pratiwi

Menyusuri Memoar 2023 dan Menorehkan Lembaran Baru di Tahun 2024 - Dr Widy

Pemerintah Indonesia tidak hanya menempatkan kurikulum sebagai instrumen pendidikan semata, tetapi juga sebagai respons terhadap kebutuhan masyarakat dan dinamika global. Setiap perubahan dalam kurikulum mencerminkan perjuangan untuk menyajikan materi yang relevan, metode pembelajaran yang efektif, dan memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas.

Seiring berjalannya waktu, kurikulum di Indonesia telah menjalani transformasi yang mencerminkan semangat perubahan dalam dunia pendidikan. Kurikulum 1947, merupakan titik awal yang mencatatkan langkah pertama dalam merancang struktur pembelajaran yang berkesinambungan. Mata pelajaran dasar seperti agama, ilmu pengetahuan alam, bahasa Indonesia, dan sejarah menjadi bagian dari fondasi ini. Meskipun sederhana, kurikulum ini menjadi fondasi bagi perkembangan sistem pendidikan di masa depan.

Perubahan signifikan terjadi pada tahun 1964 ketika Indonesia memutuskan untuk memperkenalkan sistem wajib belajar sembilan tahun. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, menandai langkah besar menuju pendidikan yang lebih merata. Sistem ini tidak hanya mengukuhkan hak pendidikan bagi setiap anak, tetapi juga membentuk landasan untuk kurikulum yang lebih inklusif.

Pada tahun 1975, Kurikulum Berorientasi Pengembangan (KBK) diperkenalkan, mengubah pendekatan pembelajaran menjadi lebih fokus pada pemberdayaan siswa dan pengembangan potensi mereka. KBK menekankan pada keterampilan praktis, memandang siswa sebagai individu yang memiliki potensi unik. Meskipun KBK memiliki keunggulan dalam menggalang kreativitas dan kemandirian siswa, implementasinya menghadapi berbagai tantangan terutama dalam penilaian dan kurangnya keseragaman.

Pada tahun 1984, Indonesia menciptakan Kurikulum 1984, yang memberikan penekanan pada peningkatan kualitas berpikir dan kreativitas siswa. Kurikulum ini bertujuan untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran yang lebih mendalam dan memberikan landasan bagi pengembangan keterampilan berpikir kritis. Meskipun kurikulum ini mempunyai tujuan mulia, penerapannya memunculkan berbagai permasalahan, terutama dalam peningkatan kualitas guru dan pemahaman yang konsisten terhadap tujuan kurikulum.

Pada tahun 1994, Indonesia memutuskan untuk memisahkan pendidikan dasar dan menengah dalam Kurikulum 1994. Hal ini dilakukan untuk memberikan penekanan yang lebih spesifik dan mendalam pada masing-masing tingkatan pendidikan. Walaupun langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, beberapa kritik mengemuka terkait dengan pemisahan yang dapat menghambat integritas dan keberlanjutan pendidikan.

Tahun 2004, pemerintah memperkenalkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan diperkenalkannya Kurikulum ini, pemerintah memberikan otonomi kepada sekolah untuk merancang kurikulum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal mereka. Hal ini diharapkan dapat menciptakan kurikulum yang lebih relevan dengan realitas masyarakat setempat. Meskipun memberikan kebebasan, tantangan muncul terutama dalam pengukuran kesetaraan dan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.

Kurikulum 2013 diimplementasikan dengan tujuan untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan global. Terdapat penekanan khusus pada pengembangan karakter siswa, mengajarkan mereka untuk menjadi warga negara yang baik, beretika, dan berkontribusi positif kepada masyarakat. Kurikulum ini juga memperkenalkan pendekatan saintifik dan pembelajaran berbasis masalah untuk merangsang berpikir kritis dan kreativitas siswa.

Perkembangan terkini adalah diperkenalkannya Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) pada tahun 2020. KMB memberikan kebebasan lebih besar kepada sekolah untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan mereka. Kebebasan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan.

Esensi, Kelebihan, dan Kekurangan Kurikulum Indonesia

Dari sejarah implementasi kurikulum di Indonesia, terlihat bahwa esensi kurikulum adalah mengintegrasikan pembelajaran, membuatnya relevan dengan kehidupan siswa, dan memberdayakan mereka untuk berkembang sebagai individu yang kompeten dan beretika. Meskipun setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan, perubahan-perubahan tersebut mencerminkan upaya terus-menerus pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Selanjutnya, tantangan utama adalah mengimplementasikan kurikulum dengan efektif, memastikan kesetaraan akses, dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang berdaya saing global.

Sejalan dengan semangat perbaikan terus-menerus, setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perubahan-perubahan ini mencerminkan tekad pemerintah untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Kelebihan kurikulum seringkali mencakup inovasi dalam metode pembelajaran, peningkatan aksesibilitas pendidikan, dan penyesuaian dengan perkembangan masyarakat. Sementara itu, kekurangan bisa melibatkan tantangan dalam implementasi, kebutuhan peningkatan fasilitas pendidikan, dan penyesuaian dengan perkembangan teknologi.

Dengan menerapkan kurikulum, perlu memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas. Kesetaraan ini mencakup aksesibilitas fisik dan keberlanjutan pemahaman kurikulum di berbagai wilayah. Seiring dengan itu, kurikulum juga harus terus mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang berdaya saing global. Dalam visi ini, esensi kurikulum Indonesia terus berkembang sebagai katalisator perubahan positif, mendorong pendidikan menuju puncak keunggulan dan kesejahteraan nasional.

Penulis : Widya Rizky Pratiwi
Dosen Magister Pendidikan Bahasa Inggris
Sekolah Pascasarjana Universitas Terbuka

Loading


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

perhapmi
perhapmi