Desa Lotang Salo Gelar Sosialisas Pencegahan Stunting
Pinrang, Suaralidik.com – Desa Lotang Salo Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang, mengelar sosialisasi dan Pelatihan Konvergensi tentang pencegahan Stunting (kurang gizi) tahun Anggaran 2019, Kamis (7/22/2019).
Acara yang berlangsung di Aula Kantor Desa Lotang Salo dihadiri oleh Kades Lotang Salo Sudirman, Ketua TP PKK Lotang Salo Hasnawiah Sudirman, Pendamping Desa Karman, Andi Yusuf, TPP- PMD Kabupaten Pinrang Anwar, S.Sos yang juga sebagai pembawa materi, para Kader KPM Desa Lotang Salo dan beberapa ibu hamil dan Kader Posyandu Desa Lotang Salo.
Dalam sambutannya, Kades Lotang Salo Sudirman, menjelaskan sebagian besar masyarakat mungkin belum mengetahui yang disebut dengan stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak.
“Stunting adalah suatu kondisi, menampakkan tinggi badan seseorang yang lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya,” Ungkap Sudirman.
.Sosialisasi dan Pelatihan Stunting juga di jelaskan oleh Pendamping Desa Karman, bahwa penyebab anak terkena stunting adalah faktor gizi buruk dan faktor penyakit lain, seperti diare
Ditambahkannya, penyakit Stunting memiliki dampak yang sangat buruk, yakni selain bentuk tubuh anak yang pendek, perkembangan otak anak juga bakal menurun 30 persen dari anak-anak normal.
“Karena dampak Stunting yang begitu besar pada pertumbuhan anak, diperlukan penanganan serius dengan memberikan asupan gizi pada ibu hamil dan balita serta menjaga lingkungan agar tetap terjamin kebersihannya,” jelas Karman.
Pembawa materi dari TPP – PMD Kabupatem Pinrang Anwar, S.Sos menyebutkan beberapa faktor yang diindikasikan sebagai penyebab stunting.
“Salah satu yang utama adalah pola asup yang tidak tepat. Seringkali ibu memberikan makanan kepada anaknya berdasarkan kesukaan dan pilihan anaknya, bukan berdasarkan kandungan gizi. Pemberian asupan yang salah dan terus-menerus itu berdampak gizi buruk,” ujarnya.
Dirinya mengimbau, pelaksanaan program itu harus ditekankan dalam seribu hari pertama kehidupan.
“Pemberian tablet penambah darah bagi ibu hamil, pelaksanaan inisiasi menyusui dini, dan pemberian ASI ekslusif dan makanan pengganti ASI secara tepat serta gerakan kadarzi. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi guna meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat,” tuturnya.
Sosialisasi dan Pelatihan Pencegahan Stunting di lanjutkan dengan tanya jawab para peserta. (MLP)