Terkait Kasus Perkelahian di SMAN 11 Makassar, Disdik Sulsel Duduk Bareng dengan Kepsek dan Orang Tua Siswa
Makassar, SuaraLidik.com – Kasus perkelahian yang terjadi antara siswa kelas XII SMAN 11 Makassar yang melakukan pengeroyokan terhadap adik kelasnya sendiri kelas XI, tersebar luas di media sosial, Jum’at (17/03/2023).
Akibat pengeroyokan yang dilakukan oleh siswa kelas XII, mengakibatkan korban kelas XI babak belur sehingga meninggalkan trauma yang mendalam.
Menanggapi kejadian tersebut, Kepala UPT SMAN 11 Makassar, Hj. Nuraliyah, S.Pd, M.Pd melakukan rapat dan pertemuan dengan Kabid Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Asqar, SE, MM, Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I, Hamrang, Ketua Komite, Orang Tua Siswa (Pelaku) dan Orang Tua Siswa (Korban) serta guru.
Dalam keterangannya, Hj. Nuraliyah mengatakan bahwa kejadian pada hari Jum’at (17/03/2023) lalu itu terjadi perkelahian antar siswa dan melibatkan banyak siswa.
“Jadi perkelahian itu melibatkan banyak siswa, akan tetapi disini hanya 1 korban pemukulan yang melaporkan ke Polsek Tamalate,” ujarnya.
Lalu untuk mengantisipasi kejadian ini tidak terulang kembali, kami dari pihak sekolah sudah melakukan kegiatan preventif untuk mencegah keributan berlanjut dengan melibatkan Polsek Tamalate.
“Setelah kejadian itu, kami meminta Kapolsek Tamalate untuk memberikan pengarahan kepada siswa kami setelah sholat Jum’at,” kata Hj. Nuraliyah saat ditemui usai melakukan rapat dengan orang tua siswa, Senin (20/03/2023).
Kemudian, lanjut Hj. Nuraliyah menjelaskan bahwa pasca kejadian tersebut, kami membawa ketiga orang siswa kami ke Polsek Tamalate untuk dimintai data dan keterangannya.
“Untuk sementara siswa kami yang tertahan di Polsek Tamalate ada 1 orang, atas nama (IF) kelas XII IPS I,” jelasnya.
Kemudian, langkah yang kami lakukan adalah mediasi antara pihak keluarga korban dan pelaku.
“Alhamdulillah pada hari ini, kami bersama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Cabdin Pendidikan Wilayah I, memberikan arahan kepada guru, serta memberikan pembinaan kepada anak-anak kami dengan melaksanakan doa dan dzikir bersama seluruh siswa kelas XII di masjid sekolah kami,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk siswa kami kelas X dan XI belajar secara daring untuk menghindari kemungkinan yang tidak kita inginkan.
“Jadi pembelajaran daring kelas X dan XI ini sudah berlaku sejak kami mengeluarkan Surat Edaran dari tanggal 20 hingga 24 Maret 2023. Sambil melihat kondisi apakah masih diperpanjang atau tidak. Ini yang kami lakukan sebagai antisipasi dari pihak sekolah,” imbuhnya.
Sementara itu, terkait salah satu oknum guru yang ada di video tersebut yang tidak melerai perkelahian antar siswa, malah melakukan video, sehingga mendapat kecaman negatif dari berbagai masyarakat.
Atas kejadian itu, Hj. Nuraliyah sudah melakukan tindakan pemanggilan untuk ditanya alasan pengambilan video, kemudian pihak Disdik Sulsel sudah turun melakukan pembinaan kepada kami semua bahwa hal itu dianggap salah oleh masyarakat.
“Kami akan melakukan tindakan lebih jauh untuk kedisiplinan guru yang bersangkutan,” tegas Hj. Nuraliyah.
Sedangkan diakhir keterangannya, Hj. Nuraliyah menyampaikan bahwa dari pertemuan tersebut, kami dari pihak sekolah sudah menawarkan mediasi perdamaian, akan tetapi kedua belah pihak antara keluarga pelaku dan korban ingin melakukan komunikasi lebih lanjut di luar sekolah.
“Kami dari pihak sekolah hanya menunggu keputusan dari kedua belah pihak,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan