iklan banner pemrov sulsel
Politik

Tanggapi Polemik Tomy Vs Demokrat, Ini Kata Mantan Sek DPC Demokrat Bulukumba

waktu baca 3 menit
Kader dan Mantan Sekretaris Demokrat DPC Bulukumba, Mulyadi Mursali

Bulukumba,suaralidik.com – Polemik perpindahan salah satu kader partai Demokrat ke NasDem masih terus diperbincangkan oleh kalangan politisi dan warganet kabupaten Bulukumba.

Berawal dari sebuah pernyataan yang mengagetkan dari Sekretaris Partai Demokrat DPC Bulukumba Andi Baso Zulkarnain Jalal yang menyebutkan jika Tomy Satria Yulianto dibesarkan oleh Demokrat kemudian pindah ke NasDem tanpa berterima kasih sama sekali.

Baca Juga : Sek Demokrat Bulukumba: Tomy Tinggalkan Partai Demokrat Tanpa Terima Kasih Sama Sekali

Dalam hari yang sama, Tomy Satri Yulianto yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Bulukumba dan plt Ketua NasDem DPD Bulukumba merespon pernyataan Andi Baso Zulkarnain Jalal . Tomy membantahnya lantaran disebutkan jika dirinya tinggalkan Demokrat karena ingin mencalonkan diri jadi Bupati pada Pilkada Bulukumba 2021 mendatang.

Respon yang dilontarkan oleh Tomy dinilai menyerang Individu dan dianggap gagal faham.

Baca Juga : Tomy : Seharusnya Ibu Ketua DPC Demokrat Bulukumba Berterima Kasih Ke Saya

Polemik terus berlanjut ketika Ketua DPC Demokrat Bulukumba Andi Murniati Makking ikut angkat bicara, Andi Murni merasa jika dirinya diserang secara pribadi oleh Tomy dengan sengaja menyudutkan kualitasnya sebagai Ketua DPC demokrat Bulukumba.

Kabar perseteruan yang banyak dipublikasikan media online tercium hingga ke pengurus-pengurus pusat partai masing-masing.

Baca Juga : Ketua DPC Demokrat Bulukumba “Kami Bersyukur Sepeninggal Tomy Dari Demokrat”

Bermasksud meredam Polemik yang dinilainya kekanak-kanakan ini, salah satu kader Demokrat DPC Bulukumba Muliyadi Mursali mulai angkat bicara.

Seyogyanya tokoh-tokoh tersebut segera mengakhiri polemik yang sudah mulai menyerang pribadi masing-masing apalagi mereka adalah sosok pejabat publik yang menjadi panutan rakyat Bulukumba.

“Seyogyanya tokoh-tokoh tersebut segera berhenti mengeluarkan statemen yang menyerang pribadi masing-masing, sikap seperti itu bisa dinilai kekanak-kanakan oleh masyarakat. Seharusnya mereka itu menunjukkan sikap dalam berpendapat sebagai sosok pejabat publik yang dipanuti oleh rakyat. Kalau soal pribadi yang diserang menurut saya tidak ada yang sempurna jadi sebaiknya dihentikan” Jelas Muliyadi. Selasa (10/4/2018)

Lebih lanjut disebutkannya Jika ada pihak yang belum puas sebaiknya jangan diumbar ďì ruang publik. Muliyadi bahkan menyarankan jika sebaiknya dibicarakan ke dalam saja.

“jangan diumbarlah,sebaiknya dibicarakan ke dalam saja atau ketemu dalam satu ruangan lalu curhat-curhatan kan jadi elok suasananya” Sambungnya

Dalam bincang-bincangnya bersama wartawan suaralidik.com, Mulyadi yang juga mantan Sekretaris DPC Demokrat Bulukumba mengingat janji politik Tomy yang sudah hengkang dari Demokrat. Mulyadi mengaku jika dirinya ingat dengan dokumen janji politik Tomy Satria Yulianto saat diusung oleh Demokrat pada Pilkada Bulukumba 2015 lalu.

Menurutnya, Janji Politik ini sebaiknya di klarifikasi ke Partai Demokrat DPD Provinis Sulawesi selatan karena itu wewenang Demokrat Provinsi.

“soal janji politik Tomy saat diusung oleh Demokrat pada pilkada 2015 sebàiknya diķlarifikasi ke DPD Demokrat Sulsel karena ranah ini menjadi ruang ĐPD. saat saya menjadi sek dpc batas kewenangan sampai di pengusulan calon saja. Untuk politik saat fit n proper test di lakukan di DPD dan DPP. Jadi saat itu saya tidak memegang dokumen kontrak politik tersebut, tetapi entahlah saya tidak tahù dengan pengurus sekarang” Ingat Mulyadi

Akhir bincang-bincangya, Mulyadi sempat menuturkan kalau soal perpindahan partai dari Demokrat ke NasDem seperti yang dilakukan oleh Tomy sah-sah saja dan itu hak politik seseorang.

“Nàmun saya sarankan kepada Diňda Tommy sebaiknya dia menunjukkan sikap pangayomnya sebagåi seorang wakil bupati. Bēliau kan karena jabatannya menjadi pebina seluruh parpol di Bulukumba, olehnya itu selayaklah dalam merespon setiap kritikan harus arif dan bijak”. Tutup Mulyadi (***BCHT)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version