Reses di Dapil III, Nunung Dasniar Soroti Kenaikan Retribusi Sampah
Makassar, SuaraLidik.com – Legislator DPRD Kota Makassar, Nunung Dasniar melanjutkan agenda reses kedua, masa persidangan kedua, Tahun 2023-2024 di Daerah Pemilihan (Dapil) III, meliputi Kecamatan Tamalanrea dan Kecamatan Biringkanaya, Rabu (17/01/2024). Titik kedua ini digelar di RT 02/RW 10, Kelurahan Laikang Kecamatan Biringkanaya.
Seluruh unsur hadir memadati Reses kedua masa persidangan kedua Politisi Gerindra tersebut, seperti Sekretaris Lurah, Babinsa, Binmas, RT dan RW hingga tokoh masyarakat.
Pada kesempatan ini, Nunung Dasniar menyoroti perihal kenaikan retribusi persampahan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Menurutnya, adanya peningkatan itu membuat masyarakat resah, utamanya mereka yang berpenghasilan rendah.
“Momen reses yang baik ini saya kira masyarakat harus tahu alasan kenaikan retribusi persampahan. Apalagi ini naik Rp. 5000. Pemkot Makassar jangan gara-gara mau PAD banyak tapi menyiksa warga,” tegas Nunung Dasniar.
Nunung juga mengungkapkan alasan penolakan kenaikan retribusi persampahan.
Pemerintah tak seharusnya menaikkan hal tersebut, mesti pelayanan menjadi urgensi yang harus dibenahi. Pasalnya, selama ini armada sampah hanya menyiksa warga dengan lambat memberikan layanan.
“Ini tiba-tiba dikasih naik. Harusnya pelayanan dulu dimaksimalkan. Kalau mau PAD, pemerintah bisa menyasar pengusaha,” katanya.
Nunung juga mempertanyakan kinerja Lurah Laikang, Andi Wahyu Setiawan. Di mana agenda reses yang merupakan tempat mendengarkan aspirasi warga justru tidak hadir tanpa alasan.
“Pak Wali harus evaluasi. Masa agenda temu warga tidak datang. Bagaimana mau bagus wilayah kalau malas ketemu masyarakatnya. Nah ini juga berhubungan dengan pelayanan persampahan. Mau uangnya tapi layanan tak maksimal,” ujarnya.
Tak hanya persoalan retribusi persampahan, lanjut Nunung Dasniar menyoroti program ducting sharing. Bagi dia, program ini hanya menghabiskan anggaran.
Mestinya, pengusaha yang tidak membayar pajak atau retribusi sewa kabel menjadi perhatian.
“Ini juga ducting sharing Rp. 400 miliar anggarannya habis untuk melayani pengusaha. Itumo dulu pajak atau sewa lahan pengusaha provider kejar. Ini uang rakyat dihabiskan begitu saja,” imbuhnya.
Sementata Rendi salah seorang warga sepakat dengan penolakan yang diajukan anggota DPRD Makassar Nunung Dasniar.
Pasalnya, selama ini pelayanan persampahan tidak begitu baik. Jadwal pengambilan sampah terkadang terlambat hingga seminggu tetapi penagihan retribusi tepat waktu. “Betul Ibu Dewan, pelayanan dulu maksimalkan baru kasih naik,” jelasnya.
