iklan banner pemrov sulsel
Banner PDAM Makassar
Banner dprd wajo

Pupuk Bersubsidi Sangat Langka, Petani di Kec Gantarang Bulukumba Kembali Menjerit

waktu baca 3 menit
Ilustrasi Pupuk bersubsidi langka

Bulukumba, suaralidik.com – Kelangkaan pupuk bersubsidi mulai dirasakan petani Desa Bontomacinna dan Bontomasila di Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba provinsi Sulawesi selatan.

Pasalnya, pupuk bersubsidi yang disediakan pemerintah hilang di pasaran sementara untuk mengganti ke pupuk non subsidi, petani harus merogoh kocek lebih dalam. Meski dimikian, sebagian petani pun terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan selisih harga yang lebih mahal.

Itu dialami petani-petani di Kecamatan Gantarang. Mereka mengeluh sulit mendapatkan pupuk bersubsidi sejak beberapa Minggu lalu. Seperti pupuk Phonska dan Urea.

Ambo (45), salah seorang petani Desa Bontomacinna mengungkapkan, seharusnya saat ini sudah mulai masa pemupukan tahap pertama. Namun di saat butuh pupuk banyak, tidak banyak yang menjualnya dan bahkan terhitung sangat langka.

”Saya mencari di kelompok tani tempat saya kosong, mencari di agen atau pengecer juga kosong, Mencari di luar juga sulit, meskipun ada harganya agak mahal,” beber Ambo, kemarin (29/06/2020).

Senada diungkapkan Andi Haris, petani Desa Bialo, Dia menjelaskan, pupuk langka sejak awal tanam padi. Dia sudah ke kelompok tani, akan tetapi stoknya selalu kosong.

”Entah mengapa pemerintah semakin menyusahkan saja kita para petani, musim lalu saja kita gagal panen karena cuaca hujan dan tidak ada tukang potong padi karena semua di rumahkan” keluhnya.

Petani gagal panen karena intesitas curah hujan yang sangat tinggi dan tidak ada tukang potong padi di kecamatan Gantarang kabupaten Bulukumba

Salah satu distributor Pupuk yang dihubungi melalui telepon selulernya menjelaskan kalau memang terjadi pengurangan quota untuk pupuk bersubsidi.

“kelangkaan pupuk bersubsidi lantaran persediaan terbatas dan kurang dari pengajuan” kata distributor itu yang enggan disebutkan namanya.

Lidik Pro Dalami Penyebab Kelangkaan Pupuk di Kecamatan Gantarang

Sementara itu, aduan petani ditanggapi Lidik Pro Kabupaten Bulukumba. Pengurus Lidik Pro DPD Bulukumba dan DPC kecamatan Gantarang mendatangi langsung kerumunan petani yang sedang resah membahas soal kelangkaan pupuk bersubsidi itu.

“Kami sudah menampung keluhan-keluhan para petani di daerah Desa Bontomacinna, Bontomasila dan Padang, pupuk bersubsidi memang langka, tidak ada di pasaran, sementara petani saat ini sangat membutuhkannya karena tanaman padi mereka harus segera dipupuk untuk masa pertumbuhan,” jelas Ketua DPD Lidik Pro Ilham Nur kepada wartawan pada Senin (30/6/2020)

Ilham menyebutkan kalau pihaknya segera melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Bulukumba, Para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Distributor hingga Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi selata.

”Untuk sementara hasil investigasi teman di lapangan memang terjadi kejanggalan terhadap kelangkaan pupuk ini. Untuk sementara Kami terus menggali informasi dan Insya Allah akan kami dudukkan bersama dengan Ketua-Ketua kelompok tani dan instansi terakit,” sambung Ilham.

Diketahui, Pasokan pupuk bersubsidi diajukan sesuai dengan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) sehingga jatah jumlah pupuk sangat jelas.

Sebelumnya diberitakan, Kementan Mengimbau Segera mendistribusikan pupuk bersubsidi

Untuk menepis isu kelangkaan oleh sejumlah pihak yang menyalahi aturan pendistribusian, Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau pada pemerintah daerah, untuk segera mendistribusikan pupuk bersubsidi. 

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menegaskan, pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan bagi petani yang tergabung dengan Kelompok Tani. Selain itu, yang berhak mendapatkan juga petani yang memiliki lahan maksimal 2 hektare (ha).

“Alokasi pupuk untuk daerah diberikan sesuai dengan e-RDKK yang diajukan. Ketersediaan ada, tinggal didistribusikan. Namun harus sesuai aturan jangan sampai isu ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Sarwo Edhy, Rabu (19/2).


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

perhapmi
perhapmi