iklan banner pemrov sulsel
Banner PDAM Makassar
Banner dprd wajo

Pengabdian Masyarakat Dosen Universitas Terbuka : Tingkatkan Kompetensi Guru PAUD Legok dalam Penanganan ABK dan Pengajaran Inklusif

waktu baca 3 menit

Sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap peningkatan mutu pendidikan anak usia dini, tim dosen dari Universitas Terbuka melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.

Kegiatan ini berfokus pada peningkatan kapasitas guru PAUD dalam menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan mengembangkan praktik pembelajaran yang lebih inklusif dan inovatif.

Baca Juga : Pendekatan Pembelajaran Bahasa Inggris Tradisional Versus Komunikatif

Kegiatan yang berlangsung pada 16 April 2025 ini diikuti oleh 57 guru dari berbagai lembaga PAUD di bawah naungan HIMPAUDI Kecamatan Legok. Turut hadir dalam pembukaan kegiatan Ketua HIMPAUDI Kecamatan Legok, Bapak Wawan Kurniawan, S.Pd.I., dan Penilik Pendidikan Nonformal
Kecamatan Legok, Ibu Maryunah, S.Pd., yang memberikan dukungan penuh terhadap program ini.

Materi utama pelatihan disampaikan oleh Noviana Mustapa, Ph.D., yang mengupas tentang identifikasi ABK, strategi pembelajaran individual, serta pentingnya intervensi dini di jenjang PAUD. Dengan dimoderatori oleh Dr. Widya Rizky Pratiwi, S.Pd., MM., diskusi berlangsung dinamis dan interaktif, diselingi dengan sesi berbagi pengalaman dari peserta mengenai tantangan mereka dalam menangani ABK di kelas.

Baca Juga : Strategi Efektif Mengelola Waktu untuk Dosen dengan Beban Mengajar yang Tinggi

“Kami seringkali dihadapkan pada situasi sulit ketika harus menerima anak berkebutuhan khusus tanpa memiliki bekal pengetahuan atau dukungan yang cukup. Pelatihan seperti ini sangat kami butuhkan,” ungkap Ibu Sri Sulistyorini, salah satu peserta dari PAUD Mutiara Bunda.

Sebelum pelaksanaan kegiatan, tim PkM telah melakukan analisis kebutuhan melalui Focus Group Discussion (FGD) dan penyebaran kuesioner daring.

Hasilnya menunjukkan bahwa penanganan ABK merupakan isu yang paling mendesak di kalangan guru PAUD Legok, diikuti dengan kebutuhan pelatihan teknologi pembelajaran, pemanfaatan alat permainan edukatif (APE), dan pengajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini. Keempat topik ini akan dikupas secara bertahap dalam rangkaian kunjungan berikutnya hingga Mei 2025.

Koordinator kegiatan PkM, Dr. Widya Rizky Pratiwi, S.Pd., MM., menyampaikan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan komunitas pendidikan lokal sangat penting untuk menjawab tantangan nyata di lapangan. “Kami percaya bahwa pendekatan berbasis kebutuhan dan partisipatif seperti ini akan lebih berdampak. Guru tidak hanya menjadi peserta pelatihan, tetapi juga agen perubahan di lingkungan masing-masing,” jelasnya.

Kegiatan ini menjadi cermin bahwa sinergi antara akademisi, praktisi, dan pemerintah daerah merupakan kunci dalam membangun pendidikan PAUD yang berkualitas dan inklusif.

Dalam konteks kebijakan pendidikan nasional, upaya ini sejalan dengan amanat Permendiknas No. 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan potensi kecerdasan atau bakat istimewa.

Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini membuka ruang refleksi dan berbagi antarpendidik yang selama ini menghadapi berbagai tantangan di lapangan. Dengan pelatihan berbasis kebutuhan nyata, diharapkan para guru PAUD dapat lebih siap dalam menciptakan lingkungan belajar yang ramah, adaptif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan serta keberagaman.

Kegiatan ini juga sejalan dengan komitmen Universitas Terbuka dalam mendukung pembangunan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan melalui tridarma perguruan tinggi.

Ke depan, diharapkan terjalin kerja sama yang lebih intens antara institusi pendidikan tinggi, organisasi profesi seperti HIMPAUDI, dan pemerintah daerah untuk menghadirkan solusi pendidikan yang kontekstual dan berdaya guna.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

perhapmi
perhapmi