banner pemprove sulsel
Berita

Gandeng BRIN,STIE Makassar Maju Gelar Pelatihan Kemandirian di Desa Bontomacinna

waktu baca 2 menit
Badan Riset dan Inovasi Nasional menggandeng STIE Makassar Maju melakukan pelatihan mandiri di desa Bontomacinna||

BULUKUMBA, SUARALIDIK.com – Balai Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar pelatihan kemandirian pembuatan jamu sehat tanaman organik di aula desa Bontomacinna Kecamatan Gantarang kabupaten Bulukumba,Kamis (02/12).

Dengan menggandeng STIE Makassar Maju, pelatihan tersebut dibuka Wakil Bupati Bulukumba Andi Edy Manaf didampingi perwakilan dari Kementerian Riset dan Inovasi Nasional sekaligus Ketua STIE Makassar Maju Sulsel,Dr.Ir.H.Andi Muh.Yusran Paris.

Turut hadir Kepala Desa Bontomacinna H.A.Mulhariddien Djabbar, Formulator Jamu Sehat Tanaman Ahmad Syawaluddin, Ketua LPPM Dr.Awaluddin, serta Penyuluh Pertanian Kecamatan Gantarang Annisa Risdiannika Putri,S.Tp dan seluruh kelompok tani sedesa Bontomacinna.

Dalam sambutannya Ketuatua Yayasan STIE Makassar Maju Muh.Yusran Paris mengatakan “Visi kegiatan ini adalah membangun mindset petani millenial, tinggalkan mindset tradisional dengan membuka pola pikir milenial. kegiatan ini searah dengan program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar, dengan penguatan kolaborasi perguruan tinggi, Government(pemerintah) dan masyarakat,”.

Sementara Wakil Bupati Edy Manaf yang membuka acara tersebut bahwasanya “Petani kita harus mempunyai mindset untuk berinovasi dan mampu berkreasi untuk mengembangkan lahan pertaniannya itu sendiri dan berharap lewat pelatihan ini para petani mampu mengembangkan inovasi lahan pertanian kedepannya,” ucap Edy Manaf.

Usai menyampaikan laporan kegiatan, Ketua LPPM Makassar Dr.Awaluddin, mengatakan “Kami datang mengabdi bukan membawa produk yang akan djual sehingga mendapatkan keuntungan yang besar akan tetapi kami datang dengan membawa misi edukasi yang berkelanjutan,”.

Kegiatan dilakukan selama 2 hari dan selebihnya pendampingan selama petani membutuhkan, harapannya bahwa petani tidak lagi menjadi konsumen tapi menjadi produsen jamu sehat tanaman sehingga petani tidak lagi bergantung dengan kelangkaan dan mahal pupuk yang ada di desa- desa.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version