iklan banner pemrov sulsel
Banner PDAM Makassar
Banner dprd wajo

Anre Gurutta Haji Sanusi Baco : Banser, Sepertilah Sayyidina Ali!

waktu baca 2 menit

Lidik Makassar – Hari kelima Kursus Banser Pimpinan (SUSBANPIM) Gerakan Pemuda Ansor di Balai Latihan Kerja dan Industri (BLKI) Makassar, Jalan Taman Makam Pahlawan, menghadirkan Anre Gurutta Haji (AGH) Sanusi Baco.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel itu memberikan motivasi keislaman ahlus sunnah wal jamaah an nadhliyah (Aswaja) dan siraman rohani kepada 100 peserta SUSBANPIM perwakilan dari 19 Provinsi di Indonesia.

Sanusi berpesan kepada seluruh kader Banser agar menjaga dan memelihara ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yakni Akidah, Syariah, dan Akhlak atau biasa dikenal Iman, Islam, dan Ihsan.

Menurutnya, Iman adalah sumber kebahagiaan, ketenangan, dan tembok pemisah antara manusia dengan dosa. “Kenapa orang korupsi, mencuri, berzinah, narkoba, dan sejenisnya, karena dia krisis iman,” ungkap Sanusi.

Ia lalu mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “Sebelum kamu melakukan atau mengerjakan sesuatu maka tanyakan dulu kepada hatimu. Kalau itu baik maka hatimu akan tenang, tapi bila perbuatan itu tidak baik maka hatimu akan berdebar dan tak mau dilihat orang lain, serta hidup tak tenang.”

Dalam berjuang menjaga agama Islam, Sanusi Baso, meminta kepada Banser untuk mencontohi sahabat nabi yang juga khalifah ke 4, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib. Dikisahkan, ketika Nabi Muhammad direncanakan akan dibunuh pada malam 1 Muharram oleh kaum kafir, Sayyidina Ali meminta nabi untuk meninggalkan Mekkah dan Ali siap menggantikannya di tempat tidurnya.

Resiko yang diambil Ali, lanjut Sanusi, tentu saja adalah mati. Tapi karena keberanian ingin memperjuangkan islam, Ali rela tampil mengambil resiko besar itu.

Sayyidina Ali ditanya kenapa kau berani? Ali pun menjawab karena saya tahu bila saya terbunuh maka hanya Ali yang dibunuh, tapi kalau Nabi Muhammad dibunuh maka matilah semua manusia dan kemanusiaan dan tidak ada Banser hari ini,” jelas Sanusi diikuti riak tepuk tangan peserta.

Saya mohon kursus ini nantinya akan melahirkan Ali Ali dan Ali yang baru. Saya bahagia malam ini karena masih ada pemuda yang mau pelihara agama,” tutup sahabat Abddurrahman Wahid alias Gus Dur ini.

Adhe


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

perhapmi
perhapmi