iklan banner pemrov sulsel
Banner PDAM Makassar
Banner dprd wajo

BNPT Gandeng DDI Gelar Dialog Nasional, Ajak Bersama Kita Cegah Virus Faham Radikal Terorisme

waktu baca 3 menit

Suaralidik.com,_|| Paham radikalisme dianalogikan seperti virus yang bisa berdampak ke siapa saja. Hal tersebut diungkapkan Dirut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Indonesia, Brigjen Pol R Ahmad Nurwahid saat menghadiri Dialog Nasional Pencegahan Paham Radikal Terorisme yang digelar bersama Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) di Sulawesi Selatan.(13/12/2022).

Dialog tersebut dihadiri Direktur Pencegahan BNPT RI Brigjen Pol Ahmad Nur Wahid, Wakil Ketua Umum PB DDI Helmy Ali Yafie, dan Imam Besar Masjid Al-Markaz Dr Muammar Bakry sebagai narasumber.

Selain itu, Ketua Umum DDI Sulsel Dr H Andi Aderus juga hadir dalam acara dialog, demikian pula Kasubdit Kontra Propaganda Kolonel Pas Drs Jatmiko dan Ketua Majelis Istisyar PB DDK H Alwi Nawawi nampak hadir dalam dialog pencegahan paham radikal terorisme tersebut.

Dalam pemaparan materinya, Dirut BNPT Brigjend Pol. Ahmad Nurwahid menjelaskan. Jika paham radikalisme dianalogikan seperti virus yang bisa berdampak kesiapa saja.

“Terorisme itu bukan tujuan, tetapi sebagai alat propaganda atau metode untuk mencapai tujuan,” tuturnya.

Lanjutnya, tujuan yang ingin dicapai dari aksi terorisme adalah gerakan politik kekuasaan. Gerakan ini menginginkan kekuasaan dengan memanipulasi, mendistorsi, dan mempolitisasi agama untuk mendirikan negara agama menurut versi mereka.

“Mereka ingin mengganti ideologi pancasila menjadi ideologi khilafah menurut versi mereka dan ini semua adalah wujud dari neokolonalism,” urai Brigjen Pol Ahmad. Dia menuturkan, ada lima ciri-ciri indikasi paham radikalisme.

Pertama, anti Pancasila seperti kapitalisme, sekulerisme, liberalisme, komunisme, khilafah dan wahabisme.

Yang kedua, berpaham takfiri dengan mengafirkan orang lain yang berbeda. Adapun eksklusif dan intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman menjadi yang ketiga.

Adapun yang keempat lanjut Brigjen Pol Ahmad, anti pemerintahan yang sah dengan membangun kebencian maupun sosial distrust masyarakat terhadap negara dan pemerintah.

“Kebencian ini disebar melalui sebaran hoax, fitnah, adu domba, ujaran kebencian maupun politisasi agama. Terakhir, terorisme biasanya anti budaya dan kearifan lokal agama perlu diketahui, radikalisme juga memiliki peta pola,” jelasnya.

Kasubdit Kontra Propaganda, Jatmiko dalam sambutannya menjelaskan, pada kondisi sekarang ini proses radikalisasi masih terjadi sampai sekarang. “Kegiatan radikalisme ini terstruktur, dan ini yang harus kita sadari bersama, oleh karena itu BNPT melaksanakan kebijakan kontra radikalisasi dengan mengimbau model pendekatan NKRI,” tutur Jatmiko.

Model pendekatan NKRI dilakukan untuk mengikutsertakan seluruh pihak, baik dari pemerintah, kementerian lembaga, komunitas seperti organisasi keagamaan dan unsur seni budaya.

“Oleh sebab itu khususnya organisasi keagamaan telah dilakukan di Nahdatul ulama dan sekarang di DDI,” katanya. Jatmiko berharap, pencegahan pahamradikalisasi bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi tanggung jawab kita bersama. “Mari kita jadikan radikalisme sebagai paham musuh bagi kita, sehingga dalam setiap gerak langkah kita berupaya untuk menanggulangi hal ini,” tutupnya.

Dialog Nasional tersebut berlangsung di Ruangan Mahoni Hotel Claro, Jl Andi Pettarani, Kelurahan Mannuruki, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Selasa (13/12/2022). Tiga narasumber dihadirkan dalam Dialog Nasional kali ini. Direktur Pencegahan BNPT RI Brigjen Pol Ahmad Nur Wahid, Wakil Ketua Umum PB DDI Helmy Ali Yafie, dan Imam Besar Masjid Al-Markaz Dr. Muammar Bakry sebagai narasumber.

Kepala Biro UIN Alauddin Makassar Dr Kaswad Sartono, Kasi PAIS Kemenag Makassar Dr. Shaifullah Rusmin, Kasi PD Pontren Kemenag Makassar Hasdan Pinang. Adapun Peserta Dialog merupakan perwakilan dari Pengurus Harian DDI Sulawesi Selatan, Pengurus Bidang DDI Sulawesi Selata, Utusan Pengurus Daerah, STAI, IMDI, IP DDI, dan Pondok Pesantren. (*)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

perhapmi
perhapmi